Puisiku yang ke 140
Thu, 9 april 2009
"Lost"
Terjebak bersama puing2 kehidupan masa lalu
Memilih jalan diantaranya
Mendapati diri dalam kesepian terkunci bersamanya
Memutar kembali kisah dalam bayang semu
Bersama dinginnya malam
Tak menemukannya pada tempatnya
Menghilang bersama waktu,
waktu begitu cepat memutar otak dalam diri
Semua terasa terasingkan
Semua seolah kembali ke awal
Terkadang diri mendengar bisik hati lain
Hati yang melarang untuk berbuat sesuatu yang lain
Tetap pada diri
Memalingkan yang terdengar hanya sekejap
Kekhawatiran yang selalu membayangi diri,
Diri teringat akan peristiwa itu
Peristiwa di malam yang sunyi dan dingin
Menyerang jiwa dalam ketakutan,
Ketakutan akan hilangnya hati yang telah menyatu
NB : Puisi ini terinspirasi dari pengalaman pribadi ...
Teringat akan seseorang yang udah tak ada di dunia ini ...
By : Sesaria
Saturday, April 11, 2009
Never Change
Puisiku yang ke 139
Thu, 9 april 2009
"Never Change"
Angin menyambut dinginnya malam
Bintang tak nampak malam ini
Seolah semua telah pergi,
Pergi bersama kebahagiaan tersembunyi
Menepikan diri ke dalam mimpi buruk
Menghanyutkan rindu bersama amarah diri
Hati tenggelam ke dasar lautan
Menenggelamkan semua mimpi indah
Kapal tetap berlayar,
Berlayar bersama pelampung di dalamnya
Menuju arah kebahagiaan
Ikan nampak berenang riang
Meloncat kian kemari
Tak ada kesedihan yang melanda
Arus mengalir dengan kencangnya
Kapal tetap pada posisinya
Tak hanyut
Melainkan tetap kokoh,
kokoh bersama layarnya
NB : Puisi ini atas permintaan sahabat ku. Yg menceritakan tentang seseorang yang sangat ia sayangi namun telah menyakiti hati nya ...
By :
Sesaria
Thu, 9 april 2009
"Never Change"
Angin menyambut dinginnya malam
Bintang tak nampak malam ini
Seolah semua telah pergi,
Pergi bersama kebahagiaan tersembunyi
Menepikan diri ke dalam mimpi buruk
Menghanyutkan rindu bersama amarah diri
Hati tenggelam ke dasar lautan
Menenggelamkan semua mimpi indah
Kapal tetap berlayar,
Berlayar bersama pelampung di dalamnya
Menuju arah kebahagiaan
Ikan nampak berenang riang
Meloncat kian kemari
Tak ada kesedihan yang melanda
Arus mengalir dengan kencangnya
Kapal tetap pada posisinya
Tak hanyut
Melainkan tetap kokoh,
kokoh bersama layarnya
NB : Puisi ini atas permintaan sahabat ku. Yg menceritakan tentang seseorang yang sangat ia sayangi namun telah menyakiti hati nya ...
By :
Sesaria
Sebuah Makna Kosong
Puisiku yang ke 138
Wed, 8th april 2009
"Sebuah Makna Kosong"
Berenang dari waktu ke waktu
Bersama mu yang penuh makna
Kau melihatku seperti angin lewat
Tak menyapa, melainkan acuh
Kemudian tersayat akan kata yang terucap
Membuka lubang hati ku kembali
Tergenang bersama mimpi burukku
Aku hanya ingin memiliki makna yang berarti
Bukan sebuah makna kosong,
kosong keluar dari pisau tajam yang menusuk
Kau hanyalah sebuah titik dari sisi terang ku
Namun aku tersadar, kau bukan segalanya
Akan ku tata kembali hati yang kini tergenang,
tergenang bersama air dari luapan amarahku
Kan ku tatap hari esok menuju secercah kebahagiaan,
kebahagiaan tanpa bayang indah wajahmu
Ingin ku terbang bersama burung ke arah menuju matahri
Mancari makna yang berarti
Mencari hidup yang lebih baik
NB : Puisi ini terinsprasi dari sahabat ku. Tntang laki2 yang di sakiti oleh seorang perempuan...
Wed, 8th april 2009
"Sebuah Makna Kosong"
Berenang dari waktu ke waktu
Bersama mu yang penuh makna
Kau melihatku seperti angin lewat
Tak menyapa, melainkan acuh
Kemudian tersayat akan kata yang terucap
Membuka lubang hati ku kembali
Tergenang bersama mimpi burukku
Aku hanya ingin memiliki makna yang berarti
Bukan sebuah makna kosong,
kosong keluar dari pisau tajam yang menusuk
Kau hanyalah sebuah titik dari sisi terang ku
Namun aku tersadar, kau bukan segalanya
Akan ku tata kembali hati yang kini tergenang,
tergenang bersama air dari luapan amarahku
Kan ku tatap hari esok menuju secercah kebahagiaan,
kebahagiaan tanpa bayang indah wajahmu
Ingin ku terbang bersama burung ke arah menuju matahri
Mancari makna yang berarti
Mencari hidup yang lebih baik
NB : Puisi ini terinsprasi dari sahabat ku. Tntang laki2 yang di sakiti oleh seorang perempuan...
Subscribe to:
Comments (Atom)